Minggu, 22 Mei 2011

KALIUM DIKLOFENAK 50 MG

KALIUM DIKLOFENAK 50 MG




FARMAKOLOGI :


Kalium diklofenak mempunyai sifat analgesik dan anti-inflamasi kuat. Mekanisme kerja yang utama adalah melalui penghambatan pada biosintesis prostaglandin. Pada keadaan inflamasi seperti trauma setelah operasi, kalium diklofenak meringankan nyeri spontan dan nyeri pada pergerakan, serta menghilangkan pembengkakan dan luka dengan edema. Kalium diklofenak diserap secara lengkap dan kadarnya dalam plasma menunjukkan hubungan yang linear dengan besarnya dosis. Kira-kira setengah dari senyawa aktifnya dimetabolisme pada lintasan pertama melalui hati. Sebanyak 99% diklofenak terikat pada protein serum. Waktu paruh akhir dalam plasma adalah 1-2 jam. Obat ini dimetabolisme hampir lengkap di hati dan kurang dari 1% diekskresi melalui urin sebagai senyawa asal.



INDIKASI :


Pengobatan jangka pendek pada keadaan :
* Rasa sakit pada peradangan pasca traumatik, misalnya akibat keseleo.
* Peradangan dan nyeri setelah operasi, misalnya setelah bedah mulut atau ortopedik.
* Sebagai obat tambahan pada nyeri akibat peradangan telinga, hidung, tenggorokan, misalnya pada faringotonsilitis, otitis.
* Sesuai dengan prinsip pengobatan umum, penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri bukan suatu indikasi.


KONTRA INDIKASI :


Penderita tukak lambung, penderita yang mempunyai hipersensitivitas terhadap bahan aktif dari obat. Penderita yang terkena serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut yang disebabkan oleh asam asetilsalisilat atau oleh obat lain yang mempunyai aktivitas penghambatan terhadap pembentukan prostaglandin.



DOSIS :

Pada kasus ringan, dosis dewasa dan anak-anak diatas 14 tahun adalah 75-100 mg/hari, dibagi dalam 2-3 dosis.
Untuk kasus yang lebih berat, dosis harus dinaikkan sampai 100-150 mg/hari. Kalium diklofenak tablet tidak direkomendasikan penggunaannya pada anak-anak. Sebaiknya digunakan bersama dengan minuman, terutama sebelum makan.


EFEK SAMPING :


* Saluran cerna
- Kadang-kadang : nyeri epigastrik, gangguan saluran cerna lain seperti mual, muntah, diare, kram perut, dispepsia, flatulen, anoreksia.
- Jarang: perdarahan saluran cerna, hematemesis, melena, tukak peptik dengan atau tanpa perdarahan atau perforasi, diare berdarah.
- Kasus khusus: gangguan saluran cerna bagian bawah seperti kolitis hemoragik non-spesifik dan eksaserbasi kolitis ulseratif atau proktokolitis Crohn’s, stomatitis aftosa, glositis, lesi esofagus, konstipasi.

* Sistem saraf pusat dan perifer
- Kadang-kadang : sakit kepala, pusing atau vertigo.
- Jarang : mengantuk
- Kasus khusus : gangguan perasaan (sensation), termasuk parestesia, disorientasi, gangguan memori, gangguan penglihatan (penglihatan kabur, diplopia), kurang pendengaran, tinitus, insomnia, iritabilitas, konvulsi, depresi, cemas, mimpi buruk, tremor, reaksi psikotik, gangguan pengecapan.

* Kulit
- Kadang-kadang : ruam atau erupsi kulit.
- Jarang: urtikaria.
- Kasus khusus : erupsi bulosa, eksim, eritema multiforme, sindroma Stevens - Johnson, sindroma Lyell (epidermalisis toksik akut), eritoderma (eksfoliatif dermalitis), rambut rontok, reaksi fotosensitivitas, purpura, termasuk purpura alergik.

*Sistem urogenital
- Kasus khusus : gagal ginjal akut, abnormalitas urin seperti hematuria, proteinuria, nefritis interstisial, sindroma nefrotik, nekrosis papiler.

* Hati
- Kadang-kadang : peningkatan enzim serum aminotransferase (SGOT, SGPT).
- Jarang : hepatitis dengan atau tanpa ikterus.
- Kasus khusus : hepatitis fulminan.

* Darah
- Kasus khusus : trombositopenia, leukopenia, anemia (anemia hemolitik, anemia aplastik), agranulositosis.

* Hipersensitivitas
- Jarang : reaksi hipersensitivitas seperti asma, reaksi anafilaktif/reaksi anafilaktoid sistemik termasuk hipotensi.

* Lain-lain
- Jarang : edema.
- Kasus khusus : palpitasi, nyeri dada, hipertensi.


OVER DOSIS :


Penanganan keracunan akut karena obat anti-inflamasi nonsteroid terdiri terutama dari tindakan suportif dan simptomatik. Tindakan yang harus diambil bila terjadi overdosis adalah sebagai berikut : cegah penyerapan sesegera mungkin dengan bilas lambung dan pemberian zat arang aktif. Pengobatan supportif dan simptomatik harus dilakukan untuk komplikasi seperti hipotensi, gagal ginjal, konvulsi, iritasi saluran pencernaan dan depresi pernafasan.
Pengobatan spesifik seperti diuresis paksa, dialisis atau hemoperfusi kemungkinan dapat menolong dalam menghilangkan obat anti-inflamasi nonsteroid, karena tingkat pengikatannya dengan protein yang tinggi dan metabolismenya yang ekstensif.

PERINGATAN & PERHATIAN :


- Diagnosa pasti dan pengawasan medis ketat merupakan suatu keharusan pada penderita dengan gejala yang menunjukan gangguan saluran cerna dengan riwayat ulserasi saluran cerna, kolitis ulseratif atau penyakit Crohn’s, juga pada penderita gangguan fungsi hati yang berat.
- Penggunaan pada wanita hamil dan menyusui
- Pada kehamilan, kalium diklofenak diberikan hanya dengan alasan yang jelas dan hanya dengan dosis efektif terendah, khususnya pada 3 bulan terakhir kehamilan, seperti halnya inhibitor sintetsis-prostaglandin lain (karena kemungkinan terjadi inersia uteri dan/atau penutupan premature duktus arteriosus).
- Pada pemberian dosis oral 50 mg setiap 8 jam, bahan aktif diklofenak masuk ke dalam air susu. Seperti halnya obat lain yang diekskresi melalui air susu, penggunaan kalium diklofenak tidak direkomendasikan pada wanita menyusui.
- Efek terhadap kemampuan menjalankan atau menggunakan mesin.
Penderita yang pusing atau mengalami gangguan saraf pusat lain tidak boleh menjalankan kendaraan atau mengoperasikan mesin.



INTERAKSI OBAT :


Bila diberikan bersama dengan sediaan yang mengandung litium atau digoksin, diklofenak dapat meningkatkan konsentrasi obat-obat tersebut dalam plasma tetapi belum pernah dilaporkan terjadi tanda-tanda klinis overdosis. Berbagai obat anti-inflamasi nonsteroid dapat menghambat aktivitas diuretik. Pemberian bersama diuretik hemat kalium kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kadar kalium serum, sehingga perlu dimonitor.
Pemberian bersama dengan senyawa anti-inflamasi nonsteroid sistemik dapat meningkatkan terjadinya efek samping.
Walaupun penelitian klinis tidak menunjukkan diklofenak mempunyai pengaruh terhadap efek anti-koagulan, terdapat laporan khusus mengenai peningkatan resiko perdarahan dengan terapi kombinasi penggunaan diklofenak dan anti-koagulan. Karena itu pada penderita yang demikian, disarankan dilakukan monitoring ketat. Seperti anti-inflamasi nonsteroid lainnya, diklofenak dosis tinggi (200 mg) dapat menghambat agregasi trombosit untuk sementara. Penelitian klinis menunjukkan bahwa diklofenak dapat diberikan bersama dengan obat anti-diabetik oral tanpa mempengaruhi efek klinisnya. Namun terdapat laporan bahwa efek hipoglikemik dan hiperglikemik diklofenak mengharuskan penyesuaian dosis obat-obat hipoglikemik.
Perlu diperhatikan bila obat anti-inflamasi nonsteroid diberikan kurang dari 24 jam sebelum atau sesudah pengobatan dengan metotreksat, karena kadar dan toksisitas metotreksat dapat meningkat.
Peningkatan nefrotoksisitas siklosporin terhadap prostaglandin ginjal mungkin terjadi melalui efek obat anti-inflamasi nonsteroid.



PENYIMPANAN :


Simpan pada suhu kamar (dibawah 30oC), terlindung dari cahaya.


KEMASAN & NOMER REGISTRASI :


Kalium Diklofenak 50 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0408511015A1

0 comments:

Posting Komentar